EDII Semarang – PT Electronic Data Interchange Indonesia (EDII) mengoptimalkan kinerja perusahaan dan pelayanan produk terhadap pelanggan di area regional Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kantor Regional Jateng dan DIY yang sebelumnya berada di Wisma HSBC Lt. 5/505 Jl. Gajah Mada No.135 Semarang, pindah ke Semarang Bizpark, Jl. Madukoro Raya Blok A No.7, Krobokan, Semarang. Perpindahan kantor ini diresmikan oleh Direktur Utama EDII, E. Helmi Wantono, pada Kamis (27/2). Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh para pelanggan EDII di wilayah operasional Jateng dan DIY.
Menurut E. Helmi Wantono, perpindahan dilakukan demi mempererat serta mengoptimalkan pelayanan produk terhadap pelanggan. Dengan perpindahan Kantor Regional Jateng dan DIY di tempat yang baru ini, diharapkan para pelanggan mendapatkan kemudahan yang lebih baik dari sisi kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan terhadap pelayanan produk dan jasa EDII. “Kami optimis wilayah Jawa Tengah dan DIY memiliki potensi pasar yang dapat meningkatkan revenue serta produktifitas EDII sebagai perusahaan provider IT yang telah lebih dari 24 tahun memberikan e-Business Solution” ujar Helmi.
Seperti diketahui, pengguna jasa EDII saat ini, meliputi instansi pemerintah, BUMN, importir, eksportir, perusahaan pelayaran, bank, perusahaan farmasi, perusahaan retail, asuransi dan otomotif. Di sektor pemerintahan, EDII membantu memberikan solusi-solusi ke Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian/Lembaga lainnya melalui pengembangan dan operasional layanan Sistem Indonesia National Single Window (SINSW) dan Online Single Submission (OSS) serta layanan solusi e-business lainnya berbasis teknologi yang terbaru. Di sektor private, EDII memiliki solusi aplikasi ERP dan IT Inventori yang dapat digunakan oleh semua perusahaan, tidak hanya yang berada dalam Kawasan Berikat dan memiliki fasilitas kemudahan dari Bea & Cukai, namun juga oleh perusahaan pada umumnya. Karena ERP ini merupakan kebutuhan basic dari suatu perusahaan. Di sektor kepelabuhanan, selain memberikan solusi e-business di core system pelabuhan, EDII juga memberikan layanan logistik nasional dan internasional melalui platform freight marketplace.
Dan produk terbaru yang juga diperkenalkan EDII dalam acara peresmian ini adalah produk Mediflash. Mediflash adalah solusi layanan Third Party Administration (TPA) atau Administration Service Only (ASO) berbasis Teknologi Informasi bidang kesehatan untuk membantu pengurusan administrasi klaim kesehatan di perusahaan yang memberikan layanan benefit kesehatan (rawat jalan, rawat inap, atau benefit yang lain) untuk karyawannya sesuai kebijakan perusahaan. Layanan Mediflash menghubungkan antara perusahaan pemberi kerja, karyawan dan provider (rumah sakit, klinik, atau layanan kesehatan lainnya) dalam satu sistem yang terintegrasi.
EDII juga memperluas target pemasaran ke internasional dengan memberikan layanan yang menghubungkan perusahaan dengan partner bisnis baik di dalam maupun luar negeri diantaranya dengan menjalin kerjasama interkoneksi ke beberapa e-business provider di negara lain, seperti CIECC di China (terhubung langsung dengan 14 Propinsi di China), NACCS di Jepang, KTNet di Korea Selatan, InterCommerce di Philipina, dan KGH di Swedia yang terhubung ke semua negara Uni Eropa. (**)
Anak Usaha Pelindo II Tawarkan Kemudahan Bisnis ke Pengusaha Kawasan Berikat
Jakarta PT EDI Indonesia (EDII), anak usaha Pelindo II, mengundang puluhan pelaku bisnis atau pengusaha kawasan berikat dan perusahaan dengan fasilitas Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE), Gudang Berikat (GB) dan Pusat Logistik Berikat (PLB).
Pertemuan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan layanan IT Inventory Generasi 2 (Invent 2) yang telah berhasil dikembangkan EDII dan mendukung percepatan implementasi IT Inventory bagi pegusaha.
Salah satu terobosan Invent 2 adalah sistem pelaporan IT Inventory sudah menjadi sub-system dari Enterprise Resource Planning (ERP) perusahaan.
Menurut Senior Product Manager EDII, Oktovan Rezman, aplikasi invent2 bertujuan untuk memudahkan dalam menghasilkan laporan secara real time dan akurat.
“Aplikasi Invent2 juga dilengkapi struktur database yang terpusat sehingga memungkinkan administrasi dan keamanan yang lebih baik sehingga risiko kehilangan data yang penting dapat dicegah,” terangnya.
Selain itu, dengan sub-system ERP pekerjaan menjadi lebih terstruktur sehingga tidak tergantung pada individu atau pekerja tertentu saja.
“Sistem ERP bagi sebuah perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas karena dapat mengelola dan mengintegrasi berbagai aktivitas operasional dalam proses atau kegiatan bisnis yang menjadi salah satu syarat untuk memenuhi ketentuan dalam peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jendral Bea dan Cukai mengenai Fasilitas Gudang Berikat, KITE dan PLB,” tambah Oktovan.
Turut hadir, Kepala Seksi Evaluasi dan Harmonisasi Kebijakan Tempat Penimbunan Sementara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Budi Kristanto.
Dia memberikan pemaparan tentang peraturan IT Inventory KITE dan dukungan pemerintah untuk kemudahan bisnis kawasan berikat.
Invent2 yang dikembangkan EDII ini diharapkan mampu mempermudah dan menjadi solusi bagi para pelaku bisnis yang mendapatkan fasilitas KITE, GB, dan PLB dalam mengintegrasikan kewajiban pelaporan kepada pemerintah dengan sistem internalnya.
EDII Jajaki Kerjasama Dengan Intraco (Bangladesh) Ltd.
EDII Jakarta – EDI Indonesia menjajaki potensi kerjasama dengan Intraco (Bangladesh) Ltd dalam implementasi National Single Window di Bangladesh. Penjajakan kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang dilaksanakan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC dengan Intraco (Bangladesh) Ltd yang kemudian dituangkan dalam penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) beberapa waktu lalu.
Director Intraco (Bangladesh) Ltd M. Obaidur Rahman, ditemani perwakilan dari IPC dalam kunjungannya ke kantor pusat EDII, Jakarta, Indonesia (19/9), membahas beberapa hal diantaranya adalah pengembangan National Single Window di Bangladesh yang teritegrasi dan sesuai dengan standard internasional. “Program National Single Window sangat penting untuk memutakhirkan informasi terkait arus barang demi memperlancar kegiatan ekspor impor dalam suatu negara”, ujar M. Obaidur Rahman.
National Single Window (NSW) merupakan sistem informasi elektronik yang terintegrasi secara nasional, yang dapat diakses melalui jaringan Internet, sistem NSW dapat mengintegrasi informasi yang berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan dokumen lain yang terkait dengan ekspor-impor, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeanan, perizinan, kepelabuhanan/ kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses pelayanan dan pengawasan kegiatan ekspor-impor.
Recent Comments